Berikut beberapa pilihan judul yang lebih unik dan memiliki panjang 8 kata: Tarif Balasan AS: Pengusaha Indonesia Ketar-Ketir, Apa Dampaknya? Resiprokal AS Mengancam, Pengusaha Indonesia Cemas dan Waspada. Tarif AS Dibalas, Pengusaha Indonesia Merasa Terancam, Bagaimana Ini? Balasan Tarif AS: Pengusaha Indonesia Cemas, Ekonomi

Beritajitu.net Bismillahirrahmanirrahim salam sejahtera untuk kalian semua. Pada Kesempatan Ini mari kita eksplorasi lebih dalam tentang Economy, News, Indonesia, Dunia. Catatan Artikel Tentang Economy, News, Indonesia, Dunia Berikut beberapa pilihan judul yang lebih unik dan memiliki panjang 8 kata Tarif Balasan AS Pengusaha Indonesia KetarKetir Apa Dampaknya Resiprokal AS Mengancam Pengusaha Indonesia Cemas dan Waspada Tarif AS Dibalas Pengusaha Indonesia Merasa Terancam Bagaimana Ini Balasan Tarif AS Pengusaha Indonesia Cemas Ekonomi Jangan berhenti di sini lanjutkan sampe akhir.

1.1. 18 April 2025

Jakarta, 18 April 2025 - Sekretaris Jenderal Gabungan Pengusaha Elektronik (Gabel), Daniel Suhardiman, menyatakan bahwa pihaknya tidak terlalu khawatir dengan penerapan tarif resiprokal oleh Presiden AS, Donald Trump. Namun, Gabel terus mendorong pemerintah untuk memperkuat perlindungan pasar domestik dari serbuan impor barang jadi, demi menjaga daya saing industri dalam negeri.

Menurut Daniel, keseriusan pemerintah dalam melindungi industri dalam negeri akan terlihat dari respons terhadap isu ini. Ia menyoroti efektivitas Permendag 68/2020 untuk komoditas seperti alas kaki, sepeda, dan AC, serta berharap pemerintah segera merevisi Permendag 8/2024.

Gabel menekankan pentingnya Pertimbangan Teknis (Pertek) untuk mengendalikan impor. Daniel menjelaskan bahwa Amerika Serikat berani menerapkan bea masuk impor karena memiliki Non-Tariff Measures (NTM) yang signifikan, mencapai 4600 NTM. Negara-negara lain, seperti China dan negara-negara Eropa, juga menerapkan NTM untuk melindungi pasar domestik mereka.

Daniel menambahkan, Indonesia harus menjadi basis produksi dengan memanfaatkan sumber daya alam yang melimpah dan tenaga kerja produktif. Ia juga menekankan pentingnya penerapan pelabuhan tertentu sebagai entry point untuk impor produk jadi, seperti yang dilakukan oleh India dan Thailand.

Gabel menilai bahwa Permendag 8/2024, yang menghilangkan Pertek, tidak mendukung keberlangsungan industri dalam negeri dan berpotensi mematikan daya saing. Sebaliknya, Permendag 68/2020 dan Permendag 36/2023 terbukti efektif menarik investasi ke Indonesia.

Daniel juga menyoroti pentingnya Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN). Ia menegaskan bahwa TKDN harus diperluas, bukan dilonggarkan. Wacana pelonggaran TKDN telah memicu sinyal dari investor yang mempertimbangkan untuk pindah ke negara lain. Beberapa perusahaan bahkan siap menutup lini perakitan mereka.

Menurut Daniel, Pertek dan TKDN adalah dua sisi mata uang yang tidak dapat dipisahkan. Pemerintah perlu serius menekan banjir impor produk jadi untuk melindungi dan mengamankan pasar dalam negeri.

Sebagai informasi tambahan, surplus neraca dagang Indonesia pada September 2021 mencapai US$ 1,22 miliar, didukung oleh ekspor sebesar US$ 20,60 miliar dan impor sebesar US$ 16,23 miliar.