• Default Language
  • Arabic
  • Basque
  • Bengali
  • Bulgaria
  • Catalan
  • Croatian
  • Czech
  • Chinese
  • Danish
  • Dutch
  • English (UK)
  • English (US)
  • Estonian
  • Filipino
  • Finnish
  • French
  • German
  • Greek
  • Hindi
  • Hungarian
  • Icelandic
  • Indonesian
  • Italian
  • Japanese
  • Kannada
  • Korean
  • Latvian
  • Lithuanian
  • Malay
  • Norwegian
  • Polish
  • Portugal
  • Romanian
  • Russian
  • Serbian
  • Taiwan
  • Slovak
  • Slovenian
  • liish
  • Swahili
  • Swedish
  • Tamil
  • Thailand
  • Ukrainian
  • Urdu
  • Vietnamese
  • Welsh
Hari

Your cart

Price
SUBTOTAL:
Rp.0

Sirkus OCI Kontroversi: Bukan Taman Safari, Lalu Siapa?

img

Beritajitu.net Selamat beraktivitas dan semoga sukses selalu. Detik Ini saya akan mengupas tuntas isu seputar Lifestyle, News, Indonesia, Trends. Artikel Yang Menjelaskan Lifestyle, News, Indonesia, Trends Sirkus OCI Kontroversi Bukan Taman Safari Lalu Siapa Jangan lewatkan informasi penting

    Table of Contents

Oriental Circus Indonesia (OCI), sebuah nama yang sempat merajai dunia hiburan tanah air, kini menjadi sorotan publik terkait dugaan eksploitasi mantan pemain sirkusnya. Tuduhan ini menyeret nama Taman Safari Indonesia (TSI), meskipun pendiri OCI, Tony Sumampau, membantah keterkaitan tersebut.

Menurut merdeka.com, OCI didirikan pada tahun 1963 oleh Hadi Manansang, seorang pemain akrobat asal Shanghai, China. Pada tahun 1971, OCI bertransformasi menjadi sirkus dengan mendatangkan hewan dari Taman Sriwedari di Solo. Di era 90-an, OCI mencapai puncak kejayaannya, dikenal dengan pertunjukan akrobatik, sulap, dan atraksi hewan yang spektakuler.

Tony Sumampau menjelaskan bahwa OCI awalnya fokus pada pertunjukan akrobat keliling, menghibur tentara di berbagai daerah. Orang tua Tony, yang aktif dalam sirkus, sering menampung anak-anak dan menjadikan mereka bagian dari keluarga besar. Tony juga membantah tudingan bahwa mantan pemain sirkusnya tidak menerima gaji.

Pada tanggal 15 April 2025, para mantan pemain OCI menemui Wakil Menteri Hak Asasi Manusia (Wamen HAM) Mugiyanto. Mereka mendorong pemerintah untuk membentuk tim pencari fakta guna mengungkap dugaan pelanggaran HAM yang dilakukan oleh OCI dan TSI. Beberapa korban mengaku direkrut sejak anak-anak dan dibawa keliling dunia tanpa dokumen resmi, sehingga mereka tidak mengetahui asal-usul dan keluarga mereka.

Mugiyanto menyatakan bahwa pihaknya akan berkoordinasi dengan Komnas HAM, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA), serta lembaga terkait lainnya untuk menindaklanjuti laporan para korban. OCI, menurutnya, harus tunduk pada prinsip-prinsip HAM sesuai Guiding Principles on Business and Human Rights yang telah diadopsi pemerintah.

Sebagai informasi tambahan, OCI, yang berada di bawah naungan Pusat Pemberitaan ABRI, sering diundang untuk menggelar pertunjukan keliling, menghibur anggota ABRI dan masyarakat luas pasca-gejolak politik. Pada tahun 2018, OCI merayakan 50 tahun dengan pertunjukan The Great 50 Show, yang menandai penghentian penggunaan satwa dalam atraksi mereka dan beralih ke teknologi modern, seperti drone dan video mapping. Pertunjukan ini merupakan kombinasi sirkus tradisional dan modern.

Berikut adalah tabel yang merangkum poin-poin penting:

Aspek Detail
Pendirian 1963 oleh Hadi Manansang
Transformasi menjadi sirkus 1971 dengan mendatangkan hewan
Tuduhan Eksploitasi mantan pemain sirkus
Tindakan Wamen HAM Koordinasi dengan lembaga terkait dan mendorong pembentukan tim pencari fakta

Sekian penjelasan detail tentang sirkus oci kontroversi bukan taman safari lalu siapa yang saya tuangkan dalam lifestyle, news, indonesia, trends Mudah-mudahan artikel ini bermanfaat bagi banyak orang selalu berinovasi dan jaga keseimbangan hidup. Bagikan juga kepada sahabat-sahabatmu. Terima kasih telah meluangkan waktu

© Copyright 2024 - Berita Jitu Update Berita Terbaru dan Terkini
Added Successfully

Type above and press Enter to search.